Flores: Komodo National Park



Setelah puas trekking, hiking, (endless of) picture-taking (dan tentu saja, falling to the ground three times) di Pulau Padar, kita lanjut ke Pulau Komodo. Sekitar satu jam dari Padar dan agak-agak ngerasa takut karena.... I'm totally not a fan of reptiles.

But, it was totally worth the experience.
Begitu sampai di Komodo Island, kita jalan masuk beberapa ratus meter dan menunggu untuk Briefing sama Ranger Komodo-nya. Di jelasin tentang peraturan-peraturan selama trekking di dalam hutan dan semacamnya. Kita juga disuruh milih mau ambil Short Trek, Medium Trek, Long Trek dan Adventure Trek.
Tadinya mau ambil Medium Trek, yang kata Rangernya lebih banyak kesempatan untuk ketemu Komodo, tapi setelah beberapa pertimbangan dan untuk ngemat waktu, akhirnya kita ambil yang short trek, dan ketemu... tiga Komodo.
The view from this hill was... extraordinary. Bagus. Banget. Gilak.

Fun Facts about Komodo:

1. Bulan Juli-Agustus itu adalah musim kawin buat mereka. Betina bakal lebih banyak ngumpet di dalam goa karena.... mungkin mereka jual mahal? Dan para pejantan akan menunggu di luar goa, like a real gentleman, dan apabila disana ada lebih dari satu jantan, tapi hanya ada satu betina; para pejantan would fight like a real gentleman to win her love. Ya, ini serius. Jadi, mereka bakal berantem gitu, ngerebutin si betina dan nanti yang kalah bakal tahu diri untuk mundur, sedangkan yang menang bakal langsung... mengawini si betina. 

Nah, jadi kalo yang datang ke Komodo pas bulan Juli-Agustus sebenarnya agak sedikit kurang beruntung karena komodo-komodo yang berjumlah 2900 ekor di pulau itu akan lebih banyak bersembunyi di dalam hutan.

2. Ini legendanya, Ranger kami yang cerita saat lagi berjalan di hutan: jadi jaman dulu itu ada seorang Ibu yang melahirkan dua anak kembar; yang satu manusia, tapi yang satu... komodo. Makanya, jari-jari Komodo itu kaya jari-jari manusia, kan? Dan mereka kalau lagi berantem sampe berdiri-berdiri gitu. 

3. Komodo betina itu bertelur banyak. Doi bakal mengerami telur-telurnya di dalam goa, tapi begitu menetas, mereka bisa aja langsung memakan bayi-bayi komodo itu. Makanya, biasanya bayi-bayi komodo begitu menetas langsung keluar dari goa dan naik ke atas pohon untuk berlindung. 

4. Komodo bisa lari. 20 km/jam. Selama di Komodo, percayakan hidup hanya kepada Tuhan dan Ranger, karena mereka punya tongkat berbentuk Y yang sakti itu. Jangan jauh-jauh dari Ranger ya! Komodo kayak takut gitu sama tongkat itu.
Tapi, gimana kalau si Komodo bebal dan kayaknya bakal memangsa apapun (dan siapapun) yang ada di dekatnya?
Naiklah ke atas pohon.
Ngga bisa manjat pohon?
Berlarilah. Berlari dengan zig-zag karena mereka akan bingung dan jadi susah mengejar.

5. Kalau lagi datang bulan, tentu saja kalo bisa jangan dekat-dekat Komodo ini. Mereka sensitif banget dengan bau darah.

6. Sekali makan rusa, kambing, babi, kerbau; mereka akan kenyang sampai satu-dua bulan.

Setelah seharian hujan di hari sebelumnya, lalu disuguhi dengan pemandangan langit biru cerah dengan laut biru indigo membentang di depan mata... rasanya bersyukur dan bahagia sekali.
Bersama Pak Ranger. 

Jadi, jalur trekkingnya terlihat kaya gini, tapi pas awal-awal sampai menuju Regata hill itu benar-benar kaya hutan. Aku nggak ambil foto, karena asik dengerin Pak Ranger cerita-cerita plus ngobrol dan bercanda sama para kakak.

Satu jam selesai trekking, kita foto-foto lalu kembali lagi ke kapal.

Adem, adem banget lihat yang kaya gini setiap hari. Baru bangun, lagi makan, abis mandi, abis tidur siang, mau mandi, setiap detik lihatnya pemandangan kaya gini. Bahagia.
The view on our way to Pink Beach was exceptional...... 
Dua kakak narsis yang hampir selalu minta foto.
"Ca, fotoin aku dong"
"Ca, coba candid aku"
"Ca aku ganteng kan"

Ya kak. Yaaa.

And the color of the water was very exceptional too. It was so freaking beautiful I almost cried.

No comments :

Post a Comment